kehentian hati [2]

By Afrilia Utami - October 28, 2012

terinspirasi dari Frau


Suaraku adalah suara sunyi, tulisanku adalah anak-anak sunyi, ceritaku adalah tentang kesunyian. Dunia kelak membeku, dan tertinggal, dan udara makin jauh. Kita adalah sepasang yang pertama, bercinta dengan kesunyian di luar angkasa. Seperti lagu yang tengah kudengar. Langkah anak-anak yang turun dari rentang waktu, menyerukan kesunyian di sepasang tanganmu yang dingin. Dan dada-dada ingatan penuh dengan retakan, bagaikan air mata yang memenuhi dahaga-dahaga di dasar telaga.

Aku tahu hidup yang sekali. Beragam peran aku jalani, juga mengenai hati-hati yang direnggut setelah ia didekap, dihangatkan, dimanjakan, dan berakhir dengan dingin kembali. Jantung hati yang bermain di tinggi angkasa. Seperti takkan pernah hilang. Kita tak pernah pulang. Bercinta di luar waktu.. 

Di hari-hari perayaan sejarah, manusia berkumpul. Entah dengan macam apa mereka mengupacarakan kehidupannya. Beberapa bersama pasangan yang pedih sebagian hatinya, yang gembira sebagian hatinya, dan berakhir pada kesakitan yang sama. Dan hari hati kita terus membiru. Dunia tertinggal, kita di luar angkasa. Kau suka berpangku pada benturan cahaya dan membias di lapisan udara.

Tubuh kita berjejal di dua jarak yang saling angkuh. Dan, dunia tertinggal. Kau merekatkan sunyi lain, di mata lain, di hati satu, di jantungku. Di angkasa, pialang dengan nama-nama keraguan bersekat-sekat membentuk awan baru. Dan aku akan hilang, menjadi hujan.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments