duk-duk-duk

By Afrilia Utami - October 28, 2012


kami berada di bawah atap. rumah, dalam KBBI. baunya sudah tak asing, ini tempat lamaku. dan lama juga aku ingin pergi. mencari udara segar, jaja bilang. tapi akhirnya dia datang, dan tak jadi mengajakku jalan-jalan ke arah barat, aku agak kecewa juga dibuatnya. padahal sudah kusodorkan ini kunci mobil, dan ia harus menyupir. ia menggeleng, katanya takut. takut kenapa, tanyaku. takut ada yang marah ditubuhmu, balasnya. lalu kuputuskan untuk pergi turun lalui tangga, dulu saja. iya, kadang rumah ini rumit juga. harus turun naik tangga, sementara nyaris butuh tenaga ekstra bagiku. dan ternyata, aku jadi mudah merasa lelah ya, ja. aku tertawa kecil, dan ja heran melihatku tertawa. apa yang lucu, katanya. semua nampak biasa saja, kan ja, tanyaku, dan aku juga orang biasa-biasa dan ternyata makin lebih biasa. ia bingung, dan mengangkat telunjuknya, menaruh di dada dan berkata, aku juga biasa, af.

setelah di lantai dasar, aku bilang kepadanya. bukakan pintu itu, dan gerbang di luar. aku ingin keluar. jelas bukan dari waktu. hanya keluar dari batas pagar rumah. kulihat ja malah berpikir lama. aku katakan padanya sampai mengangkat alisku tinggi, ja tolong bukakan kamu tak mau menolong berarti kamu menolak syurga. ja tak betah dengan kalimatku itu, dan akhirnya ia mengambil banyak kunci, dan membukanya dengan tergesa-gesa. ja, hidup ini penuh dengan ketergesaan ya, kataku padanya. ja, hari ini kita ke tps yuk, barangkali perhitungan suara tengah di mulai. ja diam lagi. dia itu kek agak lelet, tapi lelet juga rapih orangnya, aku suka orang yang rapih dengan dirinya. tapi rapih pun dapat diartikan dengan macam teori pandang, realatif. tapi aku beralasan pula mengatakan mengapa ia orang yang rapih. ia tak punya poni dan suka memakai celana dan baju. he he, aku tertawa lagi dengannya. saat ia mengatakan, aku sedang berjalan dengan orang aneh dan ngga sepadan denganku. oh, ja yang aneh.


di tengah jalan, langkah kami terputus karena aku ingin belok ke sawah. agak bergelombang jalanku, memang. tapi tak apa jika berusaha untuk menemui kolam dan sawah. barangkali bukan ide yang baik pergi ke tps. aku akan berpikir dengan segala prasangka yang aneh di situ juga. towh, sudah tak sehat. ja, bilang keluarganya dapat amplop warna putih berisi sekian rupiah dan ya kalian bisalah menduga apa itu. jadi, memang wajar. mengapa banyak calon pejabat kita jadi tak waras setelah itu. tapi, sudahlah tutup dulu berbicara itu. aku dan ja saja. ja yang lucu dan sedikit lelet.

"Ja, sejarah tak pernah berbicara tentang orang kecil, selalu, sejarah meninggi ke orang besar." ia malah melotot kepadaku, mendengar hal demikian.

"Iya, kau kan sudah besar.. dan kau perlu sehatlah, itu saja dulu." balasnya dengan logat padang.

"Iya, badanku makin besar oleh karena cairan yang terus disuntikan kemarin. Haduwh, Ja, bukan itu yang aku maksud."

"Ya, keduanya juga aku pahamlah.. Aku banyak mendengar nama kaulah, Af.."

"Di mana? Paling di kamar mandimu saja ya? he he"

"Dihatiku. ha ha.." mulai lagi, ketus aku.

"Eh, taklah, Af. Becanda aku, serius... Jangan gitu dong."

"Bukan gitu, Ja. Iya faham afu jufa, klo ternyata banyak yang kangef fadafu yuf? Fa gafar merekaf yaf. Hafi-hafi yang fernah ferlalian mengenangfu."

"Af?! Kenapa kau? Aneh bahasamu itu? Tak ngertilah aku."

"Iya, Ja. Aku sedang membayangkan perasaan matahari yang sudah lama di sana, tak ke mana-mana, dan tak punya kawan sejenis."

"Sudahlah, nanti jika kau ke Padang. Aku ingin menunjukan kau pantai."

"Emangnya kamu sangka, aku ga tw pantai ya?!"

"Bukanlah.. maksudku, pantai yang kubuat untukmu diam-diam."

"Iddih, kau itu orang padang yang senang membuat garam puitis ya? Sudah, aku juga bukan tipe orang yang suka dikebiri oleh kalimat-kalimat yang sok puitis. Nda suka, aku."

"Diajak becanda salah, diajak serius juga nantinya ke aku malah tak ngerti. Ya, lihat saja ya. Kita di sini hanya 15 menit! Anggap ini pantai, dan itu hiu-hiu." 

ah, ja. kau aneh. kita itu sedang berada di tengah laut dalam 15 menit.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments