Hujan dan Lampu Taman

By Afrilia Utami - October 28, 2012


kadang begitu anyir
hujan berdesir begitu getir.
sesore di mushola perkampungan
yang ada ialah pohon yang tetap terjaga
bernauh lambaian daun segar, meniup-niup.
dan aku memanggilnya dengan namamu
hujan yang tak berani kering sempurna.

kadang begitu lucu
pangkuan langit dan tanah
tegak vertikal, tapi berputaran -
ke arah horizontal, habluminannas.
mengenalmu, mengenal masa kecil
peron senja selaksa keluguan dalam wajah
menunggui kita memesan tiket
dengan kembalian permen 2 biji.
lantas, membajak rel. pergi dengan kereta api
menuju tempat yang dikatakan suci.

kadang begitu hening
tasbih seorang yang manula
begitu bening dan hati yang membuka.
wajahnya secerah lampu taman yang indah-
di seberang jalan iskandar dinata. namun lampu,
tak pernah mengulang kesendiriannya yang dingin.
; ia tidak sedetikpun merasa sendirian.

05 September 2012

  • Share:

You Might Also Like

0 comments