Seakan Alamat Bamboo Berdarah

By Afrilia Utami - August 04, 2011

hari-hari awalnya penuh rencana
dari api yang surut membakar koarkoar
trotoar perkampusan tragedi semanggi.


dia mengingat wajah Monalisa
atau ibu Raden Kartini, wanita dengan bahasa.
kisah pelangi dengan tujuh bidadari membawa warna.



ketika musim reformasi
gumpalan rambut berlari mengangkat senjata amunisi
anak-anak bersembunyi di kolong meja, di perut ibu.

kami gulita
       lupa alamat
                 di mana bangsa merdeka

bagaimana peruntukan tentang sebuah hidup beradab
jika sama dibesarkan dengan ketakutan, terjahit jadi merah.
bendera dengan putih harapan Fatmawati.


dia
pada subuh itu, puisi telah tumbuh dalam bambu.
di bawah dahan Akasia sambil bermain kelereng.


setelah orde baru berganti,
penjarah mengikat titik paling tik.

satu persatu(an) 
mati terkubur matahari.

 Maret 2011

  • Share:

You Might Also Like

0 comments