: Asmansyah Timutiah
Seperlima laju keadaan jadi payung cuaca, kang
dan mereka hilang tanya dan lebam diwajahnya.
- mereka berpikir ini tahun kesekian
dengan do'a yang ditanggalkan
di tali jemuran tentangga ketika hujan berjatuhan.
Lalu, langkah-langkah itu ikut membualkan sepi
bersamamu. membawa busur panah. mata pagi
dari pucuk embun dan kuncup bunga
menjadikan mekar tubuhmu..
Lagi menulis dilipatan secarik kertas
Dalam lintas huruf-huruf lancip
menuliskan sebait kuantrin sajak
dengan bebutir pasir, ketukan batu
dan darah negara disampingnya.
lampu dan kenangan trotoar itu berdzikir.
tak henti-henti setelahnya..
16 Juni 2011
0 comments