Dalam Genggam Suratmu, Dik..

By Afrilia Utami - August 04, 2011




Sebelah dari hati yang kumiliki jadi rautmu, Dik. Malam ini, Aku ingin membilang malam bersamamu, menuntunmu tertidur dipankuan pundakku. Celotehmu saat usia baru menginjak Sekolah untuk pertama kalinya. Tapi kini, volume tubuhmu bertambah. Wajahmu semakin tampan, dengan tatapan yang diwarisi dari mendiang ayah.

*** 
“Kaka sangat merindukan sandarmu ketika tangis membasahi baju, menyediakan lautan garam yang parau menuju Oase. Di mana Kaka mengembara jauh, Dari Gobin menuju Sahara. Gurun-gurun yang tertidur membawa jejak pada pepasir, yang hilang kemudian.”


Dik, sempatkanlah malam ini melihat langit di luar sana. Kaka ingin merekam senyummu malam ini. Coba perhatikan ada berapa rasi bintang yang tersenyum untukmu malam ini. Satu rembulan sedang diselimuti awan-awan, mengajak menari dan bernyanyi dengan malam.

Perbedaan usia kita cukup jauh. Dan Kaka berjanji tidak akan membiarkan luka yang Kaka dera, terulang padamu. Kaka berusaha selalu terbaik untukmu. Dan saat ini, Kaka kembali membuka lipatan surat yang kauselipkan tiap malam di bawah bantal. Kaka kumpulkan kepingannya, serupa Puzzle yang setia ada teka-teki di sana. Polosmu, ada tawa, juga harapan mungilmu di sana. Di satu genggaman, Kaka membaca salah satu suratmu, Dik. Ini surat terakhir kali yang sampai digenggam tangan Kaka.

“Kaka, di mana? Rifal kangen sama Kaka. Rifal kangen sama kecupan dari Kaka setiap Rifal ingin tidur dipangkuan Kaka. Walau malamnya Kaka pasti pindah, sesudah Rifal tertidur. Rifal kangen, kalo tiap malam Kaka yang suka mengelus rambut Rifal sambil membacakan cerita. Kaka, Rifal enggak bisa berhenti nangis, klo Kaka belum ada di sini sekarang juga. Rifal kangen sama Kaka..!” -2009-

Rifal.. tangan Kaka selalu penuh dengan getar tiap kali sempatkan melirik surat-suratmu dengan aneka warna juga ada beragam gambar di atasnya. Kau tahu, sayang. Kaka paling sulit untuk menangis karena kesedihan yang tak perlu. Tapi untuk ini, airmata Kaka bebas mengalir. Jangan mengeluh jika cuaca sedang berhujan, dan lupa membawakan pelangi untukmu. Kesejatian dari keabadiaan akan kau temukan setelahnya. Kaka sangat menyayangimu, Rifal.. Kaka menitip banyak harapan dan do’a padamu.

Malam sedang menyusu pada lembah-
Di matamu. Rengkuhlah utuh senyuman
Dan secangkir madu dari manisnya hujan.
Separuh menempati seruang yang penuh.
: Rindu matahari melahirkan jiwa mulia.

12 Mei 2011

  • Share:

You Might Also Like

0 comments