Penuntun Para Pemimpi

By Afrilia Utami - November 29, 2011


didedikasikan untuk para Guru Sejati di dunia


sekuntum kesturi yang dihantarkan malaikat jam 6 pagi
disepanjang lorong-lorong. tak kulihat siapa yang melihatku
hanya ada lelaki tua dengan kunci kantin yang digenggamnya.
sekolahku terlihat tua. dan langit biru yang menawarkan rupa
diberanda Mushola, aku berkumpul dengan harum kelopak kehidupan.
tapi guru, waktu kerap tak memberi aba-aba. kembali berpuisi di mata
kembali pada teori, kembali pada angka, kembali pada rumus
kembali mencatat pikiran orang-orang purba, kembali pada hari hapalan
dan kembali pada persoalan kehidupan dari gemeretak bunyi perkutut
yang masih sumbang dalam permainan jari-jari beethoven.
sedangkan kelas bagaikan kandang, tempat kau berternak kata dari dalam buku
pelajaran-pelajaran hidup itu, ini hidup, dan beginilah kehidupan.

ketika berada di bawah hujan, aku sempatkan menulis, guru. 
aku merasa basah, gelisah, mencari-cari siapa aku yang mencari arah?
terkurung atau liar di dalam gerbang sekolah, menjumpai sebagian pasi
dan meresume sejarah, tentang aku dihadapanmu. tentang rekontruksi!
tapi, aku hanya ada dalam buku-buku harian
tumpahan butir hujan, yang dimainkan gemericik titik-titik yang jatuh
menimpa suara katak, berloncatan tanpa teman di tengah lapang futsal.
dan genangan air seolah sedang melukis di atas panci dapur, 
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia, bahwa kita harus merdeka!
aku masih ingin membuat masa-masa jadi berharga, Guru. diberanda hujan
nyanyian sekolah kita, yang tak pernah bisu mendirikan tiang-tiang Mujahid.

dari nafasmu
kami menjadi yang hidup dalam baik
dan benar, Insya Allah ..

25 November 2011

  • Share:

You Might Also Like

0 comments