Pemanah Hujan

By Afrilia Utami - September 22, 2011


 : Husni Hamisi

jika hujan reda, basah jalanan dengan lampu-lampu mainan
menggantung di matamu, kaki penari yang mabuk dengan nyanyian
--dan seperti pemain seruling, nafasnya melambai ke atas.
namun di atas gaok elang membawa jalan berbintang
tanpa ukuran.

siapa yang harus melihat sinar? menyapu dunia dari senja kala.
kuda-kuda itu berlari, dari api penghormatan. membawa jangkar
di atas udara-udara yang hidup, di wadah genangan senyap..


alur lengan waktu yang meniupkan pasir-pasir di matahari raksasa
yang akan menghangatkan dadamu, sesaat jambu itu matang. 
dari bidadari kesiangan yang mengejutkan jantung kesunyian.
walau kemarin, kukunjungi rahim-Nya dari dalam lentera usia.
menggulung rambut sambil bercakap-cakap gambar diri kita sendiri?
membuat manusia menjadi bayangan yang lewat. bahasa muara sungai
dengan ketenangan do-a di lautan diam yang dipenggal.

2011

_________________________ 
"Alat tenun dan seni seharusnya menjadi milikmu selamanya
dan milikmu benang kegelapan dan cahaya,
dan milikmu ungu dan emas"  -Kahlil Gibran


  • Share:

You Might Also Like

0 comments