Catatan Kuku

By Afrilia Utami - September 17, 2011




 /1/
Ayah, aku berlari dengan kaki yang-
melipat origami. Jadi setumpuk langkah
kupu-kupu kertas.      "Aku terbang, Yah!"
tapi tak dapat menjamahmu, dari tubuh kecil.
seperti sua dalam retak kaca-kaca airmata
sebelum aku membasuh kaki-kaki malam
kulihat, ayah duduk membenamkan
jaring nelayan, di rambut tuaku. 
agar aku kembali dalam dekapmu
di dekat nisan bertulis nama, anakmu.
 -kelopak segar, membekukan ranting waktu.


/2/
Ibu sedang menjahit rahimnya
dengan sehektar padi, dan serabut
kelapa yang susu airnya. Ibu kembali
tidur, dan tak menangis. Ia tersenyum
senyum, menuliskan mimpi di dalam
bajunya. Ibu membakar dosa-dosaku.
mengusir dari jalan yang sebiji kemiri.
"Tumbuhlah bersama Tuhan 
dan kremasilah jasadmu yang separuh" katanya.

/3/
dari sini jarak menggugurkan daun suara
jejak sepatu ayah. dari saku sebelah spion
darah itu merah, mengalir dan mengejar
mematikan ombak-ombak yang layu
di shaf, aku dengan ayahku terkubur
  -sama rata.

2011

  • Share:

You Might Also Like

0 comments