Sebelumnya...
"Anti, jagalah diri Anti baik-baik. Ana harus jujur, Ana ingin menjadi bintang-bintang di atas sana. Agar dapat selalu memperhatikan Anti, menemani Anti, menghibur Anti. Anti mungkin bulan yang penuh dengan cahaya indah itu." lanjutnya.
"Mengapa, Antum berkata seperti tadi?"
"Karena Allah, Ana mencintai, Anti. Sejak lama, Ana harus siap berpisah dengan Anti jika memang adalah sebuah rencana lain-Nya atau bersama menunaikan perintah-Nya." Kini, aku mendengar sebuah ucapan yang berderak-derak di hatiku. Seujung gigil yang tak pernah terjamah, sekarang mulai purnah.
Aku tersenyum kecil, dan dari dua mataku seperti ada embun dari kabut di langit. Aku seperti baru dihantam pukulan Tyson, masih belum genap percaya. Karena pada akhirnya ada yang jujur mengatakan tentang kebahagiaan dari tatanan harapan. Laki-laki yang kukenal seperti saudara, kini ia mengungkapkan cerita cinta yang ingin kami tulis bersama.
***
