kota-kota berdebu..
aku menyenangi hari tanpa kacamata, sebagai puisi yang terbuka.
walau mataku telah rabun, namun tak separah orang buta.
kini, kota tua jadi lebih terlihat muda.
kacamata yang antik di wajahmu lebih membuka lain kegelapan.
bagaimanakah kita menabungkan pagi yang sama?
sepasang senyuman bulan dan matahari
yang paling riuh ketika bersua.
disepanjang jalan, kita suka menulisi aspal dengan kapur di tangan.
dan tenggelam dalam dada-dada yang paling sunyi,
katamu ada luka di mata yang mengajakku untuk mendekat
agar merubah luka menjadi keindahan yang mekar.
ada sisa nafasku di matamu yang beralis legam.
yang membungkus rapih kenangan.
bau-bau embun mengantarkan kita
duduk berdua, dengan kelapa muda.
situ gede
kita tak perlu menaiki rakit
dalam bahasa yang di dekap
tangan-tangan langit yang terjebak.
dari situ gede, banyak hati inginkan tenggelam.
2012
0 comments