coretan lain -7

By Afrilia Utami - March 07, 2012


SEMULA

kemudian tinggalah kita di sini
menunggu lolongan anjing berlalu
dari minim jalan kepu, dan angin piatu.

seakan-akan aku sedang memutari jalanan
dengan kapur putih, di dalam kelas masa lalu
tapi mimpi dari mimpi tak pernah sama, setelahnya.
dan tak ada pertanyaan, menyediakan satu tempat
; untukku.

"apakah itu sebuah tangisan, Nietzche?"

dalam do'aku yang panjang tak ada perayaan.
hanya bayang-Mu melinangi. itu lebih dingin dari bisikan.
lebih gelap dari hitam yang menyipul-nyipulkan senyap.
seperti Engkau masa lalu. mengajakku belajar berjalan.
kaki-kaki kecil kita yang papa, menelusuri jalan-jalan-
kafilah yang tak mudah berlalu dari punggungku.

namun sakit bertabrakan dalam dada, bermukim sepanjang musim.
menitahkan air mata yang selalu menerbangkan seribu balon dipipimu.
           tidak ada gerimis yang betah dari mata masing-masing.
           kutasbihkan segala, hingga yang tiada kembali
; ke liang semula.

2012

--------------------------------------------------------
CERITA SEDIH

Sepi yang belum terpetakan
Sementara aku belum juga terbangun
Menghitung kepingan kaca
Yang pecah karenamu.

Dan tidak ada yang paling abadi
Setelah tetes tetes kecil dari mata.
Nyiur rumput tidak lagi seperti dulu
Angin yang bergoyang, juga aku.

Sebelum aku berhenti menuliskan kata
Tegarlah, sayang..
Menara pertemuan yang jadi saksi
Adalah hakikat mengapa sepi berada kini
Karena kita tidak berdampingan.
Dan pecahan tetes kecil dari mataku
Tak mampu melukiskan betapa sempurna
Tangisan hati kecil ini.

2012
--------------------------------------------------------
HARI KEDUA

mari mendekatlah nabiku. dari tiaraf-raf 
Dada-dada tersohor yang berbida-bida
Kubukakan lagi petak garis yang melintang
Dari masa ke masa ke kembali pada dua
Disamakan nol yang satu.

Di pembaringan, sejadah makin memanjang
Bahasa tubuh yang kaku di antara segi-segi kehidupan
Apa yang tak tersentuh olehMu?
Sebab reruntuhan menyerupai jari-jari yang berdiri
Dengan putaran tashbih yang lebih dekap dari senyap.

Marilah ke sini, nabiku
Tinggalkan orang-orang yang kehilangan tujuan.


2012

--------------------------------------------------------
PERAWAN di BAWAH HUJAN

setiap hujan seperti ini, perawan yang menawan bermunculan
dibagian kedua, ketiga, keempat dan seterusnya berlarian.
mereka mengabarkan kepadaku, sesuatu yang makhtum
dimusim-musim yang malang..

usiaku tinggal bangkai kepak burung maleo atau unta
yang tidak suka berlarian di udara.

hari itu, aku tak dapat menjadi perumpamaan dalam suhuf
ingin tidur, tapi tidak pernah berhasil.
tubuh yang ingin bahagia,
tubuh yang kembali pada sengketa.

dan, aku terjebak
beruntun dalam sebuah percakapan-percakapan silam
mengarah dan menetas di kepalaku.

jika saja, layang-layang adalah kita itu dengan hujan
dan perawan.

2012
--------------------------------------------------------


  • Share:

You Might Also Like

0 comments