coretan -3

By Afrilia Utami - January 28, 2012


HALTE BIRU

benarkah saya sedang menuliskan puisi untukmu
dan lambaian yang kerap menunggu di halte tua
       mencermati apakah kamu akan datang
       membawakan usia yang dipinjam
       dua minggu yang lalu. namun-
tangan kita sama bergetar
mata saya dan kamu dingin
seperti tak mengenal
satu sama lain.

bolehkah saya jujur kali ini?
saya sedang rindu dengan senyuman
hatimu. yang lebih deras dari rintik hujan.
saya membayangkan keduanya sedang berdiri
berdialog dengan angin, yang mampu berbernyanyi
lewat angin berwarna biru, yang tegar sekali
sama dengamu.

Ada baiknya, saya tersenyum menuliskan ini.
sambil berbaring, dan membisikan sesuatu
mungkin untukmu juga.
keheningan tak pernah pudar
dikelopak kehidupan penulis.
seakan saya dapat menjemur bibir bulan
dan butiran obat, yang mampu membuat saya
berada di sana..

2012

----------------------------------------------------------
PERLU PULANG

saya berjalan, panjang sekali.
berniat tak pernah mau pulang.
tapi akhirnya, saya ingin makan
masakan bibi. dan uang saya basah
lalu mudah sobek. karena hujan,
karena tak membawa payung.
kata tuhan, saya harus maju terus.
menuju rumah. 

dipersimpangan, saya membelok
ke kiri dan lagi ke kanan. 
tak hapal arah jalan, tak paham-
juga dengan pertanyaan. Namun-
saya perlu jalan, dan menemukan
tempat, untuk menggantungkan
kaki saya yang hampir putus,
karena terlindas angkot hijau.

tuhan ada lagi, mendekati saya
hari ini kamu harus mati, kata tuhan.
tapi saya debat dulu dengannya. 
saya belum menemukan kain kafan,
jika saya mati di sini. orang-orang
tidak akan menemui saya, kata saya.
dan  jasad saya juga ingin kembali
pada tempatnya. saya juga ingin
yang sesuai-sesuai. akhirnya-
tuhan tak jadi mematikan saya.
katanya ia amat sayang sama saya. 
; ia ingin saya pulang lebih cepat.

2012

----------------------------------------------------------
CERITA ANGIN

angin sedang kerasan, meniupkan nafas-nafas -
yang tertahan. lorong pun sepi dan penuh pasir.
barangkali tukang sapu diparkiran telah tertanam pasir.

dari angin yang paling riuh, menginginkan dadamu.
di luar jendela. lebih dekap dalam kesenyapan -
pohon-pohon yang memasrah pada ketukan waktu.
daun dan ranting tumbang satu-satu, 
tanggal dari tempat semula.
padahal awan yang mendung hanya mengendap.
tak sempurna turunkan hujan.
; hanya saja selalu memurung.

2012
----------------------------------------------------------

  • Share:

You Might Also Like

0 comments