coretan lain - 1

By Afrilia Utami - January 21, 2012



AFRILIA UTAMI

SEJAK

Bulan belum berbicara karena gugup sendiri, An.
Dari suara yang pecah dengan malam kemusim
Gugur dan aur dari pejaman yang telah kabur

Mungkin, karena kita belum mengenal Malaka
Yang sudah terkubur dengan bendera. Kemudian-
Granat meledak, dan cahaya jadi kian redup tertiup
Aku dan kamu sama tak tahu ludah api yang surut
Menggosongkan matahari di atas kita, An. Terbang-
Pulang dan hinggap dari sepi yang mati mawai.

An, kamu tidak akan mati di sini mengulang nyanyian
Yang berlalu dari sekian dialektika derita ke dalam wine.
lalu kata, lalu angka, lalu warna, lalu ingatan, lalu luap
di atas sobekan kain morin yang berlucutan darah-dara.

Gambar yang sepotong-potong, yang tak pernah tentu.
Mimpi? Kukira kita tak pernah bermimpi, An. Karena-
Terlalu lelah untuk membedakan mimpi dan kenyataan.
; Di mana keadaan tak pernah sama. Dan kita terkubur
Dengan cara berkejaran dengan Tuhan yang Maha baik-

Dan sembunyi itu. Kukira, An. Kau telah mengetahui
Sepotong pesan-pesan termagis. Yang mendiamkan.

2012
--------------------------------------------------

SABIT

Menara-menara telah rubuh saat menembus-
nafas adzan.

Aku ingin merangkul cahaya yang jauh sana
Mengajak berbincang, mengapa ia suka diam
seakan sergapan mengupayakan persamaan
di sisa titik.

Sabit sudah terlalu tua. Kau tahu yang lebih
Muda ketimbang langit yang hampir jatuh
Menyentuh kepala usia. Seakan bohlam padam
Yang kemudian pecah, inginkan nyala lagi. 

Aku  terus ingin menyusu pada-
  dada-dada yang menantang agak deras 
    setelah sisa guntur membelah keningmu
setelah kita pura-pura melenyapkan pilihan.

2012
--------------------------------------------------

PADAM

Namun yang tersisa hanya segelintir hujan yang basi
Meresap terbawa cahaya warna pelangi yang hanyut-
Begitu saja. Daun-daun gugur, batang-batang hilang
Hanyalah tangan-tangan yang melambaikan ajakan
Kepada bidadari dan kata-kata Nabi setelah masanya. 


2012

--------------------------------------------------

GERIMIS YANG NAIK KE ATAS

Jauh-jauh aku berjalan, dari gurun ke gurun
Aku telah terbakar, sebelum oase sepanjang-
gersang. Tapi hujan telah kering. Tapi hujan
telah lama tiada. Membawa mayat yang ingin-
ke atas, dan tak bisa kembali turun dari awan.

Aku lihat pohon kurma muda, melambai-lambai
Meminta aku menuju, dengan dahaga dan luka.

Mungkin tak ada hujan, di gurun-gurun. 
Hanyalah debu, hanyalah panas
 Selain bisik gemisir pasir.

Tapi ada yang mengalir dari pelangit tiba-tiba.
Aku berlari dari guntur, tapi tak sampai-sampai.
Tak mati-mati! Tak hilang dari ilusi! Tak! Tak!
Tak juga kering lagi. 

Aku telah basah, basah itu aku kini. Terbuang-
begitu saja. Bersama sisa gerimis yang sebentar.

2012

--------------------------------------------------
REDUP

Lampu redup. Hanya cahaya yang berpantulan
dari titik air mata. Do'a-do'a merapat kepangkuan
Sujud yang terbenam, dari ayat naqli. atau syafaat
para Nabi.

Aku
ingin redup,
sebentar saja. Di tengah lail yang belum sempurna
Jibril yang mungkin ingin mengajakku ke atas sana.
Aku
ingin redup,
biar mendapatkan cahaya-cahaya dari masing-masing
hening. Bait-bait sunyi, yang tak pernah terselesaikan.
Aku siap, melengkapi semua sepi yang semua-semua.


2012
--------------------------------------------------

GELETAR

di bahasamu ada kesunyian yang begitu rapih
kau sembunyikan dari sebentuk nama ganjil
rekayasa kobaran-kobaran dalam lembaran-
harian. saat kehidupan jadi seputih salju jauh.
geletar guntur dari lengking separuh mega 
dari ketukan awan-awan merah. senja hilang.
arah-arah muara yang dangkal, serupa tatapmu.

di matamu genting bayangan masa lampau
dengan lenting suara waktu. kadang gugur
terbentang pedang, dan wangi bunga bungur
terkubur jauh ditumbuhi luka-luka yang piuh. 

sebagaimana geletar yang liar dari senyapmu
pecahan bulan di atas kolam yang kehilangan
beling-beling tajam, berwartakan kegelisahan 
malam yang dicakar empat belas kucing betina
yang mangaung  inginkan kolam segera surut
menuju langkah-langkah yang tak teralamatkan.



2012
--------------------------------------------------

  • Share:

You Might Also Like

0 comments