coretan lain - 2

By Afrilia Utami - January 21, 2012



AFRILIA UTAMI

Nardrata

Tak ada yang paling mudah selain tentang genting
setelah perang usai. Aku bebas melihat nyawa-nyawa
pergi dari tubuhnya. Tapi mereka sengsara -
ingin memakan masakan ibu yang menunggunya
di rumah. Bukan di atas sana.

"Ini mudah sekali, ia membisikan sesuatu
aku tidak bisa kembali kepada ibuku." ujar Nardrata.

Di langit manakah kembali?
Aku dapat menemukan perang-perang, bergemuruh
inginkan penyelesaian. Dan kemerdekaan yang berlucutan.
Aku tak membawa nama negaraku sekalipun,
aku hanya membawa jalan-jalan dan rumah 
nama rakyatku untuk berhak bersama dengan bahagia!

"Ini mudah sekali, dari sini aku saksikan
rakyatku sudah tak akur lagi. Dan ibuku
suka sakit-sakitan. Memikirkan mengapa?
Aku mati lebih cepat. Sebelum kebungkaman" kata Nardrata.

2012

-------------------------------------------------------------

KABAR

Kabar pertama wahyu itu terbang jauh di sana
diantarkan air, memenggalkan bunyi nun lain.
Langit bertingkat-tingkat, disangga alif tegak
yang terlalu sanggup memekakkan dada-dada.
Yang sering memperdebarkan usia peradaban.

Kabar kedua ada gerimis ditubuh-tubuh yang senyap.
Memiliki kesepian yang tak jauh berbeda. Nonsense.
Dan satu bulan berada tepat sejengkal di atas kepala,
pantulan di atas cat air, di atas kanvas, di atas kertas
mulai membentuk belahan badan yang semakin jujur
polus, lugu, dan lucu. Cenderung mampu mengapung 
dikoyakan kenyataan, dan cara kematian yang mandul.

Kabar selanjutnya, cenderung begitu biasa.

2012

-------------------------------------------------------------
AYAM

Ayam berbunyi.
Si belang duduk setelah mengoyak-ngoyakan sambuk kelapa.
Ayam berkeruyuk lagi, karena matahari seakan lebih dekat
dari jarak planet sebelum bumi pada putaran yang berbeda.

Pagi tadi bubuk padi pun dibagi. Kecil-kecil sekali.
Ayam kelaparan berkali-kali sambil kepanasan.
Dia lalu berkata seperti manusia dengan bahasanya.
"Kalau kamu tak percaya dan tak sayang
Sama saya. Saya akan kurus terus, lalu kecil.
Untuk apa ikut pelajaran saya?
Lebih baik keluar saja!"

2012

-------------------------------------------------------------

NARAIN

Sebetulnya sudah banyak yang hendak kutulis
Ketika terkena luka parah, dan lima hari tak makan nasi
Entah apakah ada begitu banyak lubang setelah hujan deras?
Tak satu pun syetan tahu, ia masuk dalam kata
Tapi aku ingin jadi huruf kecil saja dalam ulangan-
Harian dengan nilai kebenaran yang selalu besar.

Sekarang aku mau buat sajak-sajak percintaan
Pada kehidupan yang akan segera hancur
Karena tuhan tak ingin pulang, dan berkelahi -
Dalam kesadaran.

Dua hari tak makan dengan kehidupan
Banyak tubuh kaum agamawan yang hancur
Tertangkap ABRI. Apa yang pertama kita lihat?

Sebetulnya sudah banyak yang hendak kutuliskan.

2012
-------------------------------------------------------------

LUKISAN

Mari ke sini, Manisku
Setelah kita jenuh bertanya-tanya
tentang tujuan hidup dari pertanyaan.
Mereka yang pernah bertemu, membakar rambut
masing-masing secara bergantian.
Kita tak pernah membakar apa-apa,
tak hendak menggosongkan apa-apa.

Ke sinilah, Manisku
Kita saksikan mereka yang tegak ke angkasa,
menembus jari air yang jatuh dari mendung awan
yang pernah berdekapan.
Tapi kita tak tahu apa-apa,
tak hendak meninggalkan apa-apa.

Manisku
Aku duduk di sampingmu, juga denganmu -
Di sampingku. Tapi kita bosan membicarakan
"Aku ingin mati sebentar saja", dalam sobekan kata.

Maka hidup yang sejak semula adalah hempasan.
Lukisan yang sudah ada pada awalnya.
Bukan apa-apa.

2012

*terimakasih, Gie.
-------------------------------------------------------------

  • Share:

You Might Also Like

0 comments