NEGERI MANUSIA
Afrilia Utami
Biar aku mendaki
seperti hujan tahun lalu
mengembun dalam genggaman peri
jatuh cinta pada sekat dimensi
muara hilir penciptaan dilaksanakan.
angin yang mengolah udara
menari manja seperti kau, berdua
bersama denganku.
meski dalam perang sekalipun,
cinta menolak mati dalam dendam.
waktu begitu minimalis
senyuman tipis yang hilang
di dalam ruang itu
teralis membatasi antara kaca
dan lensa mata.
antara hamba dan tuhannya.
apa itu peradaban manusia, Sayangku?
kita habis untuk menulis -
banyak tragedi ke dalam penggadaian.
melawan kebiadaban para pelupa.
biar aku pelan mendakimu..
pelan tapi menujumu
pelan dengan pembakaran usia
yang dikupas dari kulit ari terluar
yang terperangkap dalam barak
dikeliling para serdadu dari balik batu biru
engkau itu aku jaga dari panasnya rindu.
Taksi biru telah menunggu..
di luar hujan mulai merembes ke dalam dada.
Sayangku, ingatlah ini dalam keabadianmu..
cinta, yang menamai kita berdua.
---------------
diketik tanggal 24 Agustus 2014
pada saat penulis menyadari, hatinya ingin bicara ke rahasia langit.
0 comments