coretan -

By Afrilia Utami - March 19, 2013


SENYUMAN HUJAN PADAKU

aku selalu tahu apa yang akan kau lakukan
jika hujan mulai deras, kita memecahkan kenangan
di dalam genangan air yang kotor dan penuh kuman
aku taruh senyummu di sana, di awan yang abu tua
aku simpulkan senyummu di situ juga.
bahkan, aku hanya melihat senyummu saja
antara peristiwa yang kita ketahui,
selalu berakhir memilukan.

jika kita tua nanti, kau akan memilih hidup di mana?
aku biasa hidup dengan puisi, juga sendiri menulisi dahiku.
kau jadi bayang-bayang yang kerap menempel kubentuk.
diam-diam aku meniru senyuman manusia, dan pergi-
tiba-tiba membawa sekardus catatan kumpulan harapan manusia.

apakah nanti, aku bisa tua juga sama sepertimu?
menceritakan sejarah masa muda kita yang begitu curang
dan lucu, senang hujan-hujanan sampai demam satu bulan.
tapi kita membayangkan senyuman Tuhan yang begitu indah.
senyuman Tuhan yang dipasang di dada dengan lapang.

kau yang menarik hati mudaku.
aku akan menemukanmu kelak
sealbum senyuman yang aku kumpulkan
kita tak memerlukan katalis untuk mempercepat segmen hujan
yang kita jadikan lukisan air dengan figura keajaiban.

jika kelak aku pergi tiba-tiba, sama seperti kelahiran dan kematian.
aku ingin kamu menyimpan senyuman yang sudah sejak lama
aku kumpulkan untuk menciptakan keajaiban..

24 Januari 2013

TENTANG KESATUAN, ADANYA CINTA

Aku ingin bicara tentang cinta dan kesatuannya.
Atas cakra senja yang makin menari-nari di atas gelaga
mungkin ada sipit matamu yang manja mengatur cuaca
agar orang-orang tidak bangun dari peperangan
agar bangsa ini tahu, kita berdua lahir untuk saling mencinta
dan untuk tak membabi buta pada sunyi yang menyelusup
nadi dan titik hati yang paling suci Tuhan kirimi 
saat aku menulisi cinta untuk seorang manusia puisi.

Aku ingin bicara tentang cinta dan segalanya.
Kepadamu yang sering menuturkan keinginan dan mimpi-
mimpi tentang bau sorga yang tak satu pun setan ada di sana.
Tuhan tak jemu menanam rasa dan warna dipangkuan matamu
yang menjaga doa dengan segumpal hangat
dengan setipis dingin yang paling amis.

Aku ingin bicara tentangmu..
Paling sederharna menangkap gelembung hidup
di tengah se-bar senyuman yang indah dan semanis coklat
sambil menimang-nimang bau trotoar yang dipenuhi plakat-
rindu dengan bibir yang ingin diciumi seorang biksu.

Aku ingin kita bersatu dan kita bersama
kau dan aku dan seikat bunga awan
dengan cinta yang dijadikan nama
atas demokratisasi paling misteri
dengan kesatuan yang menawan
dengan segalanya tentangmu..
tentang hati, rencana, dan tata pelaksanaan dari Yang Memiliki.

Diam-diam aku meniru merah aspal
yang sering dijejali roda-roda di jalan
di jalan kasih dan sayang
hanya menuju satu arah
pulang pada setumpuk tubuhmu yang utuh
pada kenangan luka dan ketegaran yang menguatkan..

2013

Sekitar Sejarah -kita-

Sampai pada saatnya
Semua menjelang pada semula
Matahari yang tinggal separuh tanggal
Aku membuat cerita ini makin kenal
Sedih, suka, tapi duka dan luka lagi
Tapi gembira lagi, tapi kau lagi.

Apa yang kau ingini selain puisi? Ditahunnya gestafu.
Selain langkah raksaksa yang paling jahat
Dan paling pendendam munggulung-gulung
Galah rambutmu yang aus.

Ada dua tangan melingkari perut seorang.
Ia bercerita, tangannya dulu pernah ditanam
Akhirnya diburu tegar, dihidupi penilang
Rasa cacian, rasa-rasa makian, yang makin-
Bertuan di meja hijau, kursi pemahat galau,
Dan sepatu kuda yang tipis-tipis dan bau amis.

Rasanya cepat sekali,
Aku mampu menghitung ubanmu tumbuh
Satu-satu. Ubanku juga melambaikan putihnya.
Kita akhirnya saling menghitung ada berapa uban
Di kepala yang namanya hidup, yang namanya mimpi
Yang namanya panggung aksi.

Aku suka melihat bundaran bumi
Alangkah kecil dari bola matamu
Dan ia membuncah memasuki dada-
Dada kita yang pejal.

Ya, tentang raksaksa pedendam itu telah membawa lari, 
Lusa kemarin, dan di hari ini.
Tepat satu hari, titimangsa hidup kita
Dalam jilid baru.


2013


AKU INGIN MENULIS

Aku ingin menulis hal-hal indah denganmu
dan melupakan semua penyakit yang bersarang dalam waktu.
Kau yang tegar, menunggui aku hidup menanggung mimpi dan caci
Angin berintegral lewati masa-masa nurani tumbuh di dalamnya.

Kita memiliki segudang perbedaan dan sekamar persamaan
Ada Tuhan dalam dada kita yang membuat pilihan untuk hidup
Langit luas yang cantik, di sanalah telapak tangan suka bermain
Harga yang hanya dibayar oleh senyuman dan air mata.

Hal sederharna melengkapi undangan dari rindunya rasa syukur
Tapi tidak ada apa-apa selain sambutan dalam lipatan kertas-
isinya pertanyaan, "Apakah Tuhan benar-benar menakdirkan-
kita bersama?" Pesan manusia, sumpah jawablah!
Tapi aku telah bertawakal jika di antara kita akan pergi
Manusia memiliki sejumput pilihan, bagian termanis dan tragis 
biasanya Tuhan yang menentukan.

Kau yang mengajariku untuk tertawa sambil menjilat gula
Aku yang membuatmu sering berduka karena ceritaku -
tak indah-indah ditengahnya. Jika nanti, kita menuju mati
Aku ingin hidup kembali, sepasang denganmu.

Ibu mengajariku untuk tegar hidup setelah keluar dari rahimnya
Sementara pohon yang tumbuh tinggi tak pernah kembali ke akar
Jika bukan kita yang memilih jalan keluar paling menyeramkan
: Ditebang kenyataan.

26 Januari 2013


AKU SAYANG IBU

Ibu suka memintaku agar jadi anak sholeh
Kenal dengan Tuhan dan segala kebaikan
Pelajaran suci yang aktif mesti diaplikasikan-
pada perbatasan kehidupan manusia yang punya akal.
Itu permintaan ibuku yang paling sering diulangi
Setelah permintaan lain-lainnya lagi.

Aku hanya ingin ibu bahagia
Biar deram tangisku ketika meminta asi
timang-timang lagu yang terlahir dalam hati induk-
yang mengalun agar aku bisa punya mimpi di masa depan.
Aku ingin ibu hidup lebih lama dariku
Biar aku tak pernah merasa menderita
Makin ditinggal pergi oleh orang yang punya kasih dan cinta.

Tujuh bulan yang berhenti di April karena banjir pendarahan
Aku selamat, tapi meninggalkan  jahitan panjang bekas salju mencair.
Kata paman aku anak mahal yang paling tegar bertahan untuk hidup
Sering kudengar ibu suka bersedih ketika aku dipaksa tinggal di Rumah Sakit.
Lalu..
Ibu suka senyum, melihat aku akhirnya dapat melanjutkan keinginan buah visi
: Permintaan ibuku.

Aku sayang ibu
Aku belajar pengorbanan karena cinta.
Aku menemui hidup
Setelah setengah nafasnya hampir tercekik di hisap jibril.
Aku bahagia telah merasai kelahiran
Tapi jika bukan karena ibu
Aku tak mau hidup sampai mengenal tua.

26 Januari 2013


TUBUH YANG BAU ANGIN, DEL

tubuh kita yang muda menjadi panglima bumi biru
aku dan kamu berperang di jalanan yang putus
tidak ada pilihan lain selain dua
satu menjalankan peran pedih demi kesuksesan bersama
dua memilih terus merodikan raga melawan kepedihan
untuk bahagia, kita tinggal memilih yang sederharna
berawal dari mimpi-mimpi yang menyala di atasnya langit

badan kita sudah bau angin, kawanku
berasa-rasa aku sudah jadi tukang angin denganmu
mengembara ke ceruk terpadat dengan ujung menajam.
ya, aku mengajakmu bekerja dengan multinasional
meski dalam tiap cangkir yang terangkat ada gambar tongkat ular
bathin kita proyeksi astral, orang jauh menyebutnya demikian.

aku benar-benar merasakan kebutuhan untuk menulis
sebab hanya satu-satunya cara berbagi cinta personal
menuliskan hujan dengan dilembah angin 
kadang, kita perlu berhubungan dengan pusat energi
mengkolektifkan bagaimana rasa duka dan cinta
dapat berjalan sepadan, memipikannya seumur hidup..

mengenai hal sederharna dalam kerja keras kita, del
untuk hidup damai dipertiwi yang kita cintai secara multidimensional.

badan kita yang sudah bau angin, tersandung-sandung tangan jahil
agar kita dapat setegar angin baik yang terus mengembara
membagi bahagia di seluruh penjuru dunia..

22 Desember 2012




  • Share:

You Might Also Like

0 comments